PEMBELAJARAN QOWAID

                 Pengertian Qowaid
               Dalam pembelajaran bahasa arab terdapat empat ketrampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tarakib merupakan kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya bahasa, dan telah digunakan oleh penggunaanya. Oleh sebab itu, tarakib dipelajari agar pemakai bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahami dengan benar, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk ucapan. Jadi, di dalam pembelajarannya siswa tidak cukup dalam menghafal kaidah nahwu saja, melainkan setelah menghafal siswa harus menerapkan kaidah di dalam kaidah itu, di dalam latihan membaca dan menulis teks berbahasa arab. Dengan demikian penguasaan Qowaid adalah sebagai sarana berbahasa, bukan tujuan akhir dari pembelajaran bahasa.
               Ilmu Qowaid secara garis besar terdiri atas dua bagian, yaitu nahwu dan sharaf. Tanpa kemampuan Qowaid yang baik, seseorang akan mengalami kesulian dan mungkin juga akan sering mengaalami kesalahan dalam menggunakan bahasa arab baik pasif maupun aktif.
               Dalam bahasa arab, Ilmu nahwu ini juga di kenal tidak hanya mempelajari I’rab (perubahan harakat akhir kata karena adanya hal yang mempengaruhi) dan bina’ (akhir kata tidak bisa berubah walaupun ada hal yang mempengaruhinya), tetapi juga mengulas tentang cara menyusun kalimat. Oleh karena itu, beberapa kaidah di dalamnya mencangkup hal lainnya berupa al-muthabaqah (kesesuaian bunyi dari segi mudzakar, muannats, mufrad, tatsniyah, dan jamaknya) dan al-mauqiyah (urutan kata).


B.            Urgensi Qowaid
               Pembelajaran nahwu merupakan salah satu sarana untuk memperbaiki susunan uslub-uslub bahasa arab yang merupakan satu kesatuan pelajaran yang terdiri dari kaidah-kaidah yang harus diajarkan dan wajib bagi siswa untuk mengetahui dan memahaminya. 
               Oleh karena itu, sesungguhya nahwu itu dipelajari agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahaminya dengan baik dalam bentuk tulisan (membaca dan menulis dengan benar).  Nampak bagi kita urgensi belajar nahwu karena,  barang siapa yang belajar bahasa maka dia akan menggunakan bahasa itu, dan dalam penggunaaanya dia membutuhkan aturan yang bisa menjadi media atau alat yang membantu dia untuk memahami dan menyusun kalimat sehingga ungkapan-ungkapan bahasanya benar.                Terkadang ada anggapan lain yang menyatakan bahwa bahwa tata bahasa tidak penting dalam peningkatan komunikasi. Sebab dalam komunikasi yang terpenting adalah pesan bisa sampai dan dapat dipahami. Anggapan ini tentu saja keliru, tanpa tata bahasa, pesan tidak dapat di tata dengan baik, sehingga sulit untuk sampai kepada penerima dan dipahami oleh penerima.
C.           Tujuan Qowaid
               Qowaid atau tata bahasa bertujuan agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasanya baik secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar.
Diantara tujuan pembelajaran qowaid adalah sebagai berikut:
a)        Untuk memperbaiki uslub-uslub dari kesalahan-kesalahan secara nahwiyah.
b)        Untuk membantu siswa daalam mencetuskan apa yang diinginkan oleh uslub-uslub yang mempunyai perbedaan yang sangat tipis.
c)        Pengembangan materi kebahasaan agar mudah dipahami
d)       Membangun bi’ah lughowiyah yang benar
e)        Menjaga hubungan antara struktur kalimat dengan keindahan maknanya
f)         Meminimalisir keambiguan dan kelemahan makna dalam memahami sebuah ‘ibarat arabiyah
g)        Membekali siswa dengan kemampuan kebahasaan khususnya kemampuan qowaid untuk mengetahui kesalahan struktur kalimat
h)        Untuk penyusunan kalimat yang tepat dalam pembuatan kalimat sempurna.
D.           Model Pembelajaran qowaid
               Ada dua model pembelajaran qowaid, model ini dikenal dengan metode qiyasy (deduktif) dan metode istiqraiy (induktif). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1.        Metode qiyasy (deduktif)
Thariqoh qiyasi adalah thoraqoh yang diadopsi thariqoh terdahulu yang meliputi tiga langkah pengaplikasiannya yaitu guru mempermudah pembelajarn qowaid dengan menyebutkan kaidah-kaidah dari unsure yang umum lalu ke yang khusus dengan mendatangkan sebagian contoh-contoh yang kemudian dengan contoh itu siswa disuruh berlatih, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap apa yang sudah dijelaskan mengenai qowaid tersebut. Adapun langkah-langkah aplikatif bagi seorang guru jika ingin menerapkan metode ini adalah sebagai berikut:
a.         Guru masuk kelas dan memulai pelajaran dengan menyampaikan tema tertentu.
b.         Guru melanjutkan dengan menjelaskan kaidah-kaidah nahwu
c.         Pelajaran dilanjutkan dengan siswa memahami serta menghafal tentang kaidah-kaidah nahwu.
d.        Kemudian guru memberikan contoh-contoh atau teks yang berkaitan dengan kaidah.
e.         Guru memberikan kesimpilan pelajaran
f.          Setelah dianggap cukup, siswa diminta mengerjakan soal soal latihan
Adapun kelebihan pada metode ini adalah:
a.       Tujuan lebih spesifik
b.      Aplikasinya mudah dan cepat
c.       Memudahkan siswa dalam pemahaman dengan cepat
d.      Menjaga lisan dari kesalahan dengan contoh-contoh yang pernah diajarkan
Adapun kelemahan dalam metode ini adalah:
a.       Adanya ketergantungan kepada orang lain
b.      Lemahnya dari sisi keaktifan berfikir dan mengemukakan pendapat




Comments

Popular posts from this blog

Belajar Bahasa Arab Pemula

Belajar Bahasa Arab Pemula